Di sebuah desa yang tenang dan damai, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Rian. Usianya baru 10 tahun, tapi akhlaknya membuat semua orang kagum. Rian terkenal sebagai anak yang rajin sholat lima waktu, bahkan sebelum adzan berkumandang, ia sudah bersiap dengan pakaian bersih dan wudhu yang sempurna.
Setiap sore setelah pulang sekolah, Rian tidak langsung bermain seperti anak-anak lain. Ia lebih dulu duduk di beranda rumah, membuka Al-Qur'an, dan mengaji dengan suara merdu. Setiap huruf ia lafalkan dengan hati-hati, penuh cinta kepada kalam Allah. Tak hanya itu, Rian juga selalu membantu ibunya menyapu halaman, menjemur pakaian, dan mengangkat air dari sumur.
Ayahnya seorang petani sederhana, dan Rian tak pernah malu membantu ke sawah. Sambil memegangi cangkul atau membawa bekal, Rian selalu menyapa orang-orang yang ditemui dengan sopan santun. Ucapannya lembut, wajahnya ramah, dan senyumannya seperti matahari pagi yang hangat.
Rian memiliki satu cita-cita mulia : menjadi hafiz Qur’an. Setiap malam sebelum tidur, ia memohon dalam doanya, “Ya Allah, izinkan Rian menghafal seluruh ayat-Mu, agar Rian bisa membahagiakan Ayah dan Ibu di dunia dan akhirat.”
Doa yang tulus itu tidak pernah sia-sia.
Dengan tekad yang kuat, bimbingan guru ngaji di masjid, serta dukungan penuh dari orang tuanya, hari demi hari Rian menambah hafalan. Kadang ada ayat yang sulit ia hafal, tapi ia tidak pernah mengeluh. Ia akan mengulanginya sambil menangis, berharap Allah memudahkan hatinya untuk mengingat.
Dan akhirnya, pada usianya yang ke-10, saat desa sedang mengadakan peringatan Maulid Nabi, Rian diundang ke mimbar utama. Di hadapan ratusan orang, Rian menyelesaikan setoran hafalan terakhirnya: Juz 30. Air mata mengalir di pipi ibunya, dan ayahnya sujud syukur di samping mimbar. Tepuk tangan dan takbir menggema di seluruh desa.
Sejak hari itu, Rian dikenal sebagai "Rian Sang Penghafal Qur’an Kecil". Tapi Rian tidak pernah sombong. Ia tetap rajin sholat, mengaji, membantu orang tua, dan menebar kebaikan kepada siapa saja.
Kisah Rian mengajarkan kita bahwa :
Dengan niat yang tulus, disiplin ibadah, bakti kepada orang tua, dan akhlak yang baik, Allah akan membukakan jalan kemuliaan.
Semoga kita semua bisa mengikuti jejak Rian, menjadi anak yang sholeh dan dirindukan oleh surga.
Aamiin.