Tasbih Farida dan Hewan-Hewan yang Jinak

Di sebuah desa yang tenang dan dikelilingi oleh hamparan sawah menghijau, hiduplah seorang wanita bernama Farida. Ia dikenal sebagai sosok yang lembut, penuh kasih, dan selalu membawa tasbih di tangannya. Sejak fajar menyingsing hingga malam menjelang, bibirnya tak pernah lepas dari dzikir—menyebut asma Allah dengan penuh cinta dan ketulusan.

Farida hidup sederhana, namun hatinya kaya. Ia tak hanya dermawan kepada manusia, tapi juga kepada semua makhluk Allah. Di rumah kayunya yang asri, Farida memelihara berbagai hewan: ayam, kambing, kucing, bahkan burung-burung yang datang dan pergi dengan bebas. Ajaibnya, semua hewan itu jinak, seolah-olah mereka bisa merasakan ketenangan yang terpancar dari diri Farida.

Tak hanya jinak, hewan-hewan peliharaannya berkembang biak dalam jumlah yang banyak, namun tetap sehat dan rukun. Para tetangga sering bertanya, “Apa rahasianya, Farida? Mengapa hewan-hewanmu begitu jinak dan subur?”

Farida hanya tersenyum dan menjawab lembut,
“Aku hanya berusaha mencintai mereka sebagaimana aku ingin dicintai Allah. Aku dzikir bukan hanya untuk diriku, tapi agar rumah ini dipenuhi ketenangan. Mungkin mereka pun merasakannya.”

Waktu berlalu, kebaikan hati Farida menyebar ke seluruh desa. Ia sering memberikan telur ayam, susu kambing, atau anak-anak kucing kepada tetangga yang membutuhkan. Ia tak pernah menghitung atau mengeluh saat memberi, sebab ia percaya, segala yang ia punya hanyalah titipan.

Suatu hari, desa mereka dilanda badai besar. Banyak rumah rusak, hewan ternak hilang, dan ladang gagal panen. Namun rumah Farida tetap berdiri kokoh. Lebih menakjubkan lagi, semua hewan peliharaannya selamat. Banyak warga yang datang untuk mencari perlindungan dan makanan. Farida membuka pintunya tanpa ragu.

“Simpanlah rasa takut kalian,” ujarnya lembut sambil menggenggam tasbih. “Sebagaimana Allah menjaga hewan-hewan ini, Dia juga pasti akan menjaga kita.”

Kisah Farida menyebar hingga ke desa-desa lain. Ia menjadi simbol kedamaian, kebaikan, dan kekuatan dzikir. Banyak orang datang belajar darinya—bukan sekadar cara memelihara hewan, tapi bagaimana menumbuhkan ketenangan hati dan cinta yang tulus terhadap semua ciptaan.

Farida tidak pernah menginginkan popularitas. Ia hanya ingin terus berdzikir dan berbagi. Dalam kesederhanaannya, ia telah menunjukkan bahwa ketenangan batin dan kemurahan hati bisa menjadi kekuatan besar yang merubah dunia kecil di sekitarnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama