Langkah Aryo Menuju Terang

Aryo duduk termenung di sudut kamarnya yang berantakan. Tumpukan pekerjaan, tagihan yang belum terbayar, dan beban pikiran yang menyesakkan dada membuatnya hampir menyerah. Ia merasa hidupnya stagnan, seperti berjalan di tempat dalam kabut yang tak kunjung sirna.

Hari itu, di tengah keputusasaan, Aryo menatap cermin dan berkata pada dirinya sendiri,
"Kalau aku diam terus, aku akan hancur. Aku harus mulai dari sesuatu—apa saja."

Ia memilih satu hal sederhana: jogging.
Pagi berikutnya, dengan sepatu lama dan napas yang masih sesak karena stres, Aryo melangkah keluar rumah. Udara pagi menyapa wajahnya, dan langkah pertamanya terasa berat. Tapi ia terus berjalan, lalu berlari pelan.

Hari demi hari, Aryo tetap konsisten. Setiap pagi, saat dunia masih sepi, ia berlari. Kadang hanya 10 menit, kadang 30. Peluh yang menetes bukan lagi tanda kelelahan, tapi simbol perjuangan.

Jogging bukan hanya membuat tubuhnya lebih kuat—tapi juga pikirannya.
Ia mulai menemukan kedamaian dalam gerak. Di tiap langkah, ia melepaskan satu demi satu beban. Ia mulai berpikir jernih, hatinya lebih tenang, dan energi positif perlahan mengalir kembali ke dalam dirinya.

Dalam tiga bulan, tubuh Aryo berubah : lebih sehat, lebih bugar, dan lebih segar. Tapi perubahan terbesarnya ada di dalam: mental yang dulu rapuh kini menjadi tangguh.
Ia menulis kembali mimpinya, menyusun ulang tujuannya, dan mulai membantu teman-teman yang juga terpuruk.

Jogging menjadi simbol perjalanannya :
dari stres ke keteguhan, dari gelap ke terang.

Kini Aryo berkata dengan senyum,
"Kita tak harus langsung lari jauh. Cukup mulai melangkah. Dari satu langkah kecil, bisa lahir hidup yang baru."

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama