Di sebuah desa kecil bernama Suka Makmur, hiduplah seorang petani tua bernama Pak Jono. Rambutnya mulai memutih, kulitnya legam terbakar matahari, dan tangannya kasar karena bertahun-tahun berkawan dengan cangkul dan tanah. Ia bukan orang kaya, namun dikenal seluruh warga desa sebagai sosok yang pemurah dan bersahaja.
Setiap musim panen tiba, Pak Jono tidak pernah menjual habis hasil kebunnya. Sebagian besar singkong dari ladangnya dibagikan secara cuma-cuma kepada warga. Anak-anak kecil senang menerima singkong rebus dari Pak Jono, ibu-ibu desa sering dibuat terharu, dan para tetangga menyebutnya "petani hati emas."
“Singkong ini bukan cuma buat saya,” kata Pak Jono sambil tersenyum, “tapi buat siapa saja yang butuh makan hari ini.”
Lama-lama, kebaikan Pak Jono menjadi buah bibir. Orang-orang mulai menyadari bahwa tanaman singkong yang sering dianggap sebelah mata ternyata bisa membawa manfaat besar. Singkong bisa direbus, digoreng, dijadikan tepung, bahkan diolah menjadi keripik yang dijual hingga ke kota.
Salah satu pemuda desa, Tegar, terinspirasi. Ia lalu berkata kepada teman-temannya,
“Kenapa kita tidak coba menanam singkong seperti Pak Jono? Tidak hanya bisa dimakan, tapi juga bisa jadi usaha.”
Dari satu kebun kecil, tumbuhlah puluhan kebun singkong baru. Lahan-lahan kosong yang dulunya tak terurus, kini berubah jadi ladang subur. Anak-anak muda tak lagi malu bertani. Mereka menciptakan komunitas tani muda, belajar dari pengalaman Pak Jono yang tak pelit ilmu.
Melihat hal itu, mata Pak Jono sering berkaca-kaca. Bukan karena bangga, tetapi karena ia tak pernah menyangka bahwa kebaikan kecil yang ia tanam bisa tumbuh menjadi gerakan besar.
Kini, Desa Suka Makmur dikenal sebagai "Kampung Singkong Sejahtera." Banyak pengunjung datang belajar, bahkan pemerintah setempat mulai mendukung usaha olahan pangan dari singkong. Dan di tengah-tengah itu, Pak Jono tetap seperti biasa—tenang, rendah hati, dan terus berbagi.
“Saya hanya ingin semua orang bisa makan dan hidup damai,” katanya pelan, sambil menanam lagi bibit singkong baru.
---
Pesan moral :
Dari ketulusan hati seorang petani, tumbuhlah semangat, perubahan, dan kesejahteraan. Kebaikan itu seperti menanam—dengan kesabaran, ia akan tumbuh dan memberi hasil berlipat ganda.
---
Tags
Pertanian