Setiap sore, Tete Ama setia menjaga warung kecilnya yang terkenal dengan teh poci hangat. Tak peduli hujan atau panas, ia selalu siap melayani pelanggan di kompleks dengan senyum dan cerita-ceritanya yang khas.
Sore ini, ada kejadian spesial. Datang serombongan dokter muda, perempuan-perempuan cantik dengan jas putih rapi dan wajah berseri-seri. Tete Ama langsung sigap! Bukan karena takut, tapi karena naluri “penjaga kompleks” yang selalu ingin tahu siapa saja pendatang baru.
"Eh, ade-ade dokter dari mana?" tanya Tete Ama dengan penuh semangat.
Salah satu dokter menjawab, "Kami dari rumah sakit dekat sini, baru pindah tugas."
Wah, Tete Ama makin tertarik! Biasanya, sebelum menyeduh teh pesanan pelanggan, ia selalu bertanya, "Mau teh strongkeng atau biasa?" Tapi kali ini, teh poci bisa menunggu dulu—wawancara eksklusif dulu dengan nona-nona dokter!
"Biasa tinggal di mana? Betah di sini? Kalu butuh apa-apa, tanya Tete Ama saja! Torang di kompleks ini saling bantu!" katanya sambil menyiapkan teh—yang sebenarnya sudah hampir terlupakan.
Sementara itu, pesanan mulai menumpuk. Mama Rini sudah pesan teh sejak tadi, tapi karena Tete Ama sibuk ngobrol, hampir saja teh itu terlambat diantar.
Tiba-tiba, datang satu pelanggan lain yang sudah tidak sabar. "Adooo Tete Ama! Ini yang waktu batal Moriki kan? Pesanan banya hari ini, baru Tete Ama malah basitoaka toaka dulu!"
Baru sadar, Tete Ama buru-buru ambil teh poci yang hampir dingin. "Eh, eh! Sabar e, dong! Ini baru skali ada dokter cantik datang, masa tra basa-basi dulu?"
Semua orang tertawa. Akhirnya, teh pesanan tetap diantar (meskipun sedikit terlambat), dokter-dokter baru merasa diterima dengan hangat, dan Tete Ama tetap jadi legenda kompleks—selalu ramah, kepo, dan paling update soal pendatang baru!
Tags
Lucu