Cahaya di Ujung Jalan


Raka adalah seorang remaja yang tumbuh di keluarga sederhana. Sejak kecil, ia diajarkan untuk bekerja keras demi meraih cita-citanya. Namun, dalam perjalanannya, Raka mulai terobsesi dengan kesuksesan duniawi. Ia ingin menjadi orang kaya, memiliki mobil mewah, rumah megah, dan hidup dalam kemewahan.

Setiap hari, Raka bekerja tanpa henti. Ia melupakan ibadah, jarang pulang ke rumah, dan tidak peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Bagi Raka, kebahagiaan hanya bisa diraih dengan uang dan harta.

Suatu hari, Raka bertemu dengan seorang pria tua di pinggir jalan. Pria itu tampak sederhana, tapi wajahnya memancarkan ketenangan yang luar biasa. Ia tersenyum dan berkata,

"Nak, jangan hanya sibuk mengejar hal-hal duniawi tanpa memikirkan kehidupan setelah kematian."

Raka terdiam. Kata-kata itu menusuk hatinya. Ia menyadari bahwa selama ini ia begitu sibuk mengejar dunia, tetapi lupa akan akhiratnya. Ia lupa bahwa kehidupan sejati bukan hanya tentang kekayaan, tetapi juga tentang kebaikan, ibadah, dan berbagi dengan sesama.

Sejak saat itu, Raka mulai mengubah hidupnya. Ia tetap bekerja keras, tetapi tidak lagi melupakan ibadah dan kepedulian terhadap orang lain. Ia menggunakan sebagian hartanya untuk membantu anak yatim, membangun masjid, dan menolong mereka yang membutuhkan.

Akhirnya, Raka menemukan kebahagiaan sejati—bukan hanya dari harta, tetapi dari ketenangan hati dan keberkahan hidup. Ia belajar bahwa dunia ini hanya sementara, dan yang terpenting adalah bagaimana ia mempersiapkan diri untuk kehidupan setelahnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama