Matahari hampir tenggelam ketika Reza pulang dari tempat kerjanya. Lelaki berusia 30 tahun itu berjalan lesu menuju rumah kecil di gang sempit. Seharian bekerja serabutan, tubuhnya terasa remuk.
Saat membuka pintu, ia melihat ibunya, seorang wanita renta berusia 70 tahun, duduk di atas kursi kayu yang mulai lapuk. Mata perempuan itu berbinar melihat putranya pulang.
"Kamu sudah makan, Nak?" suara lembut itu menyambut.
Reza mengangguk singkat. "Sudah, Bu," jawabnya, meski kenyataannya sejak pagi ia hanya makan sepotong roti.
Ibu tersenyum, lalu berjalan tertatih ke dapur. Beberapa menit kemudian, ia kembali dengan sepiring nasi putih dan sepotong tempe goreng.
"Makanlah, Nak. Ibu masak pakai bumbu kesukaanmu," ujarnya pelan.
Reza menatap piring itu. Nasinya tidak penuh, bahkan terlihat hanya sejumput. Tempe gorengnya pun sudah dingin.
"Bu, kenapa nasinya sedikit?" tanyanya heran.
Ibu tersenyum lagi. "Tadi Ibu makan duluan, Nak. Perut Ibu sudah kenyang."
Reza terdiam. Ia tahu betul, persediaan beras di rumah sudah hampir habis sejak kemarin. Upahnya hari ini baru cukup untuk membayar utang listrik yang hampir diputus.
Sambil mengunyah pelan, pikirannya melayang ke masa kecil. Ia ingat bagaimana ibunya dulu rela berjalan berkilo-kilometer untuk berjualan kue, menggendongnya ke pasar setiap pagi, dan tetap tersenyum meski tubuhnya lelah. Ia ingat saat ibunya menahan lapar, tetapi selalu berkata sudah makan hanya demi melihatnya kenyang.
Air mata mulai menggenang di sudut matanya. Ia meletakkan sendok dan menatap ibunya yang kini sibuk merapikan lantai. Tubuh tua itu semakin ringkih, tetapi kasih sayangnya tak pernah berkurang.
"Bu..." suara Reza bergetar.
Ibunya menoleh, sedikit heran. "Ada apa, Nak?"
Reza menggenggam tangan ibunya erat. "Bu, jangan bilang sudah makan kalau sebenarnya Ibu menahan lapar. Aku anak Ibu, aku tahu..."
Wanita tua itu tersenyum samar. "Ibu bahagia melihat kamu makan, Nak. Seorang ibu tidak pernah benar-benar lapar, selama anaknya kenyang."
Tangis Reza pecah. Ia memeluk ibunya erat. Di luar, malam mulai turun, dan bulan menggantung redup di langit.
Malam itu, Reza berjanji pada dirinya sendiri: ia akan bekerja lebih keras, bukan untuk dirinya, tapi untuk perempuan luar biasa yang telah memberinya segalanya.
TAMAT
Pesan Moral:
Kasih sayang ibu tidak pernah tergantikan. Sebesar apa pun pengorbanannya, ia selalu menyebutnya sebagai kebahagiaan. Jangan biarkan mereka menua dalam kesepian dan kekurangan, karena mereka telah memberikan seluruh hidupnya untuk kita.