Ramadhan telah tiba di Kota Ternate. Seperti biasa, suasana berubah menjadi lebih hidup. Masjid-masjid dipenuhi jamaah, aroma kue bagea dan bubur sagu menguar dari dapur-dapur rumah, dan anak-anak berlarian membawa obor saat malam tiba.
Di Kampung Makassar Timur, seorang bocah bernama Rahmat begitu bersemangat menyambut Ramadhan tahun ini. Usianya baru 10 tahun, dan ini adalah tahun pertama ia berusaha berpuasa penuh. “Saya mau kuat seperti Bapa,” katanya dengan penuh tekad kepada ibunya.
Setiap sore, Rahmat membantu ibunya menyiapkan takjil untuk berbagi di masjid dekat rumah mereka, Masjid Al-Munawwar. Mereka membuat kolak pisang dengan santan kental dan sedikit gula aren, makanan berbuka favorit warga sekitar.
Namun, ada satu hal yang mengganggu pikirannya. Ia sering melihat beberapa anak sebaya bermain petasan hingga larut malam, bahkan di halaman masjid. Ia ingin menegur mereka, tetapi takut diejek.
Suatu malam setelah shalat Tarawih, Rahmat memberanikan diri. “Kawan-kawan, kenapa tidak kita main yang lebih bermanfaat? Bagaimana kalau kita membantu membersihkan masjid atau mengaji bersama?” tanyanya hati-hati.
Beberapa anak menertawakannya, tapi Aco, teman baiknya, justru mendukung. “Rahmat benar! Ramadhan itu bukan cuma soal puasa, tapi juga memperbanyak amal baik.”
Keesokan harinya, mereka mulai membersihkan halaman masjid, menyusun sandal jamaah, dan membantu menyiapkan takjil. Para orang tua dan imam masjid memuji mereka. Bahkan, beberapa pedagang di Pasar Gamalama memberikan mereka kurma gratis sebagai tanda terima kasih.
Di malam ke-27 Ramadhan, mereka duduk bersama di pelataran masjid, menikmati suasana penuh cahaya dari lampu-lampu minyak yang dipasang di sepanjang jalan. Rahmat tersenyum bangga. Ia merasa Ramadhan kali ini bukan sekadar puasa, tetapi juga tentang berbagi kebaikan.
“Ini malam seribu cahaya,” kata Aco.
“Dan kita adalah bagian dari cahaya itu,” jawab Rahmat mantap.
Dari malam itu, ia berjanji pada dirinya sendiri—akan selalu menjadikan Ramadhan sebagai bulan perubahan, bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk orang-orang di sekitarnya.