Rudi, Anak Kecil yang Menyebarkan Semangat


Di sebuah sekolah kecil di pinggiran kota, ada seorang anak bernama Rudi. Ia bukan anak yang paling pintar di kelas, juga bukan yang paling kuat dalam olahraga. Tapi ada satu hal yang membuatnya istimewa—ia selalu membawa semangat dan senyum ke mana pun ia pergi.

Setiap pagi, saat teman-temannya datang ke sekolah dengan wajah mengantuk atau lesu, Rudi selalu berdiri di depan kelas dan menyapa mereka dengan penuh semangat,

"Selamat pagi semua teman-teman terbaik di sekolah! Senyum dan jangan patah semangat, Bismillah yakin kita bisa! Ayok semangatttt Aje!"

Awalnya, banyak yang menganggapnya hanya bercanda. Tapi lama-kelamaan, kata-kata Rudi mulai memberi pengaruh.

Suatu hari, seorang teman sekelasnya, Dika, tampak murung. Ia baru saja mendapat nilai jelek dalam ulangan matematika dan merasa putus asa. "Aku memang bodoh, aku nggak akan bisa paham pelajaran ini," gumamnya pelan.

Rudi yang melihat itu langsung mendekati Dika dan tersenyum. "Dika, jangan menyerah! Ingat nggak yang selalu aku bilang? Bismillah, yakin kita bisa! Kamu hanya perlu berusaha lebih keras dan percaya pada dirimu sendiri!"

Dika terdiam. Ia melihat Rudi yang selalu ceria meskipun kadang-kadang juga kesulitan dalam pelajaran. Tapi Rudi tidak pernah menyerah. Kata-kata itu membuat Dika berpikir ulang.

Hari-hari berlalu, dan Dika mulai belajar lebih giat. Rudi sering membantunya, menyemangatinya setiap pagi. Hingga suatu hari, saat hasil ulangan berikutnya dibagikan, Dika terkejut—ia mendapat nilai yang jauh lebih baik dari sebelumnya!

Ia tersenyum dan menoleh ke arah Rudi. "Kamu benar, Rudi. Aku hanya perlu percaya dan berusaha lebih keras. Terima kasih, kamu sudah memberiku semangat!"

Sejak saat itu, kata-kata Rudi menjadi semacam mantra pagi di sekolah mereka. Setiap pagi, teman-temannya ikut menyambut hari dengan penuh semangat.

Dan tanpa disadari, Rudi telah menanamkan sesuatu yang berharga—semangat pantang menyerah dan keyakinan bahwa setiap orang bisa berhasil jika mereka percaya pada diri sendiri.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama