Sydney, 22 Maret 2025 – Qudos Bank Arena, 22:30 Waktu Setempat
Malam itu, ribuan pasang mata tertuju ke Qudos Bank Arena, Sydney. Atmosfer di dalam arena mendidih, dipenuhi teriakan para penggemar yang menanti duel yang telah tertunda selama tujuh tahun. Di satu sudut ring, George Kambosos Jr, petinju Australia berdarah Yunani, menatap tajam ke arah lawannya. Di sudut lain, berdiri kokoh seorang pria yang tak hanya membawa namanya sendiri, tetapi juga kebanggaan Indonesia—Daud "Cino" Yordan.
Pada usia 37 tahun, banyak yang menganggap Daud sudah melewati masa emasnya. Seorang senator di DPD RI, jadwalnya yang padat sebagai politisi membuat banyak orang meragukan kemampuannya. Namun, malam ini, ia berdiri di atas ring, siap membungkam semua keraguan dengan kepalan tinjunya.
Babak Pertama: Mengukur Lawan
Gong pertama berbunyi tepat pukul 22:35. Kambosos langsung melancarkan serangan, mencoba mendesak Daud dengan kombinasi jab dan hook cepat. Namun, Daud tetap tenang. Dia tahu Kambosos adalah petarung agresif yang suka menekan sejak awal. Dengan pengalaman puluhan pertarungan, Daud tak terburu-buru. Ia membalas dengan jab lurus yang akurat, mencari celah dalam pertahanan lawan.
Babak Keempat: Senator yang Tangguh
Pertarungan semakin sengit pada pukul 22:50. Kambosos mulai menaikkan tempo, melepaskan kombinasi pukulan ke arah tubuh Daud. Salah satu pukulan kerasnya mendarat di rusuk kanan Daud, membuatnya sedikit mundur. Tapi sang senator tidak goyah. Ia bertahan, menggunakan footwork yang terasah selama bertahun-tahun untuk menghindari serangan lebih lanjut.
Di sudut ring, pelatihnya berteriak, “Tetap sabar, cari momentumnya!”
Babak Ketujuh: Momentum Berbalik
Pukul 23:05, Kambosos tampak frustasi. Ia mulai kehilangan ketajaman pukulannya. Daud melihat peluang itu. Dengan cepat, ia melancarkan kombinasi hook kiri dan uppercut kanan yang menghantam rahang Kambosos. Arena bergemuruh! Kambosos goyah, namun masih bertahan.
Babak Kesepuluh: Pukulan Terakhir
Peluh membasahi wajah keduanya. Pukul 23:20, Kambosos tahu ia harus melakukan sesuatu untuk membalikkan keadaan. Ia maju dengan serangan bertubi-tubi. Namun, Daud tetap tenang, membaca pergerakan lawan.
Saat Kambosos sedikit lengah, Daud melepaskan pukulan kanan lurus yang telak menghantam dagu lawan. Pukulan itu begitu bersih, begitu keras. Kambosos jatuh! Wasit mulai menghitung.
“Satu… dua… tiga… sembilan… sepuluh! Knockout!”
23:22 – Daud Yordan Menang KO!
Qudos Bank Arena meledak dalam sorak-sorai. Daud Yordan menatap ke langit, mengangkat kedua tangannya. Ia telah membungkam semua keraguan. Di usia 37 tahun, ia membuktikan bahwa semangat dan kerja keras lebih kuat dari sekadar angka.
Malam itu, sejarah tercipta. Seorang senator Indonesia baru saja mengguncang dunia tinju.