Jejak di Hutan Terlarang


Hujan baru saja reda di hutan Halmahera ketika suara gergaji mesin kembali menderu. Pohon-pohon besar yang telah berusia ratusan tahun tumbang satu per satu. Para pekerja ilegal itu tak peduli dengan hukum. Mereka hanya mengikuti perintah bos besar yang selama ini tak tersentuh aparat.

Di sebuah gubuk kecil di pinggiran hutan, Ahmad duduk dengan gelisah. Ia seorang mantan pembalak yang bertobat setelah melihat sendiri bagaimana desanya terkena banjir bandang akibat hutan yang rusak. Kini, ia bekerja sebagai informan bagi polisi kehutanan.

Malam itu, Ahmad menghubungi seorang penyidik dari kepolisian, Iptu Rahmat.

"Pak, mereka sedang beroperasi di kawasan hutan lindung. Jumlahnya sekitar lima orang, dipimpin oleh Jamal," bisik Ahmad melalui telepon.

"Kami segera ke sana," jawab Iptu Rahmat singkat.

Sekitar satu jam kemudian, tim gabungan polisi dan dinas kehutanan bergerak dalam senyap. Mereka sudah lama mengincar Jamal, seorang bandar ilegal logging yang beroperasi di Halmahera. Meski beberapa kali selamat dari jerat hukum, kali ini bukti sudah cukup kuat untuk menangkapnya.

Saat tiba di lokasi, mereka mendapati truk penuh kayu siap diangkut. Para pekerja terkejut, beberapa berusaha melarikan diri, tetapi polisi sudah mengepung mereka.

"Jamal, kamu tertangkap basah! Tidak ada jalan keluar kali ini!" seru Iptu Rahmat.

Jamal, pria bertubuh besar dengan tatapan tajam, hanya tersenyum sinis.

"Kalian pikir bisa menahanku lama-lama? Aku punya orang di dalam," katanya penuh percaya diri.

Namun kali ini, semua dokumen sudah disiapkan. Polisi menemukan daftar transaksi ilegal di ponsel salah satu anak buahnya. Bukti itu cukup untuk menjerat Jamal dengan Undang-Undang Kehutanan dan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Dua bulan kemudian, pengadilan menjatuhkan vonis 10 tahun penjara bagi Jamal. Iptu Rahmat dan timnya berhasil membongkar jaringan yang selama ini merusak hutan Halmahera. Ahmad, meskipun harus tetap berhati-hati, merasa lega. Setidaknya, ia telah berkontribusi dalam menyelamatkan sisa hutan yang masih ada.

Di kejauhan, suara burung-burung kembali terdengar. Hutan bernafas lega.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama