Dias adalah seorang pemuda yang dikenal ambisius, penuh ide segar, dan cepat membaca peluang. Sejak duduk di bangku kuliah, ia sudah berani membuka usaha kecil di bidang jasa periklanan. Kreativitasnya luar biasa, strategi pemasarannya tajam, hingga namanya cepat melejit. Dalam waktu singkat, Dias menjadi salah satu pengusaha muda yang dielu-elukan. Banyak orang berkata, "Dias adalah simbol anak muda sukses."
Namun, di balik gemerlap kesuksesan itu, tersimpan noda yang tak banyak diketahui orang. Dias memang pintar menggaet klien, tapi sering menutup mata terhadap hak-hak karyawannya. Lembur dibayar setengah hati, ide-ide anak buahnya ia akui seolah miliknya, bahkan bonus yang seharusnya menjadi hak tim kerap ia alihkan untuk mempertebal dompetnya sendiri.
Awalnya semua terlihat aman. Dias merasa langkahnya terlalu cepat untuk dikejar siapa pun. Tetapi pepatah lama benar adanya : “Kesuksesan memang gampang diraih, tapi tidak mudah untuk dipertahankan.”
Sampai suatu ketika, datanglah sebuah proyek besar dari seorang kolega yang tampak dermawan. Uang mengalir deras, bisnis Dias semakin naik daun. Namun tak lama kemudian, rahasia terbongkar: dana yang dipakai koleganya itu ternyata hasil korupsi. Nama Dias terseret, reputasinya runtuh, dan pintu kesuksesannya tertutup seketika.
Para karyawan yang dulu haknya ia abaikan satu per satu meninggalkan dirinya. Orang-orang yang pernah menjilat dan mengangkat-angkat namanya kini berpaling tanpa peduli. Dias terpuruk, bukan hanya karena kasus hukum, tetapi karena kehilangan kepercayaan. Dan itulah yang paling mematikan: kehilangan kepercayaan berarti kehilangan segalanya.
Kisah Dias menjadi cermin bagi siapa saja yang merasa sukses tanpa menghargai orang di sekelilingnya. Ingatlah :
1. Kebohongan memang bisa lari secepat kilat, tetapi kebenaran akan selalu mengejarnya.
2. Buah kesuksesan hanyalah masalah waktu—kalau bukan diambil oleh Sang Pencipta yang Maha Kuasa, pasti akan diambil orang lain.
Dan bagi mereka yang masih asyik menjilat, menutup mata atas kesalahan, dan mengira hidup bisa terus berpijak pada kebohongan, sadarilah: keberpihakan semu itu hanya akan menyeretmu bersama kejatuhan.
✨ Motivasi Penutup :
Jadilah pemimpin yang benar, bukan hanya terlihat hebat di permukaan. Sukses sejati bukan diukur dari seberapa tinggi engkau berdiri, tetapi seberapa banyak orang yang tetap bersamamu ketika badai menerjang.