Dari Kandang dan Keberkahan : Kisah Sabar & Sholat

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillâhi Rabbil ‘âlamîn, was‐shalâtu was‐salâmu ‘alâ Sayyidinâ Muhammad, nabiyyil karîm, wa ‘alâ âlihi wa ash‐hâbih ajma‘în.

> Ùˆَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ ÙˆَالصَّÙ„َاةِۚ ÙˆَØ¥ِÙ†َّÙ‡َا Ù„َÙƒَبِيرَØ©ٌ Ø¥ِÙ„َّا عَÙ„َÙ‰ الْØ®َاشِعِينَ –
Dan mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang‐orang yang khusyuk.”
(QS. Al-Baqarah: 45)

1. Pengantar Tema

Ayat ini memadukan ikhtiar batin—sabar dan shalat— sebagai jalan meraih pertolongan Allah. Malam ini, izinkan saya, Ustadz Mahmud, menghadirkan sebuah kisah nyata yang menggambarkan sabar dalam tindakan, bukan sekadar ucapan: kisah Pak Hasan, seorang peternak ayam kampung di desa sederhana.


2. Kisah Pak Hasan, Sang Peternak Ayam Sabar

Pak Hasan memulai usaha ternak ayamnya dengan modal kecil—hanya dua puluh ekor induk. Setiap subuh, sebelum memeriksa kandang, ia selalu menegakkan shalat Tahajud dan Subuh berjamaah. Ia berpegang pada hadits Nabi ï·º :

“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya Dia memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung: pagi-pagi lapar, pulang petang dalam keadaan kenyang.”
(HR. Tirmidzi)

a. Ujian Pertama : Wabah Penyakit

Tiga bulan berjalan, wabah Newcastle menyerang. Separuh ayam mati, sisanya lemah. Tetangga menyarankan menjual kandang—“Rugi sudah, berhenti saja.” Tetapi Pak Hasan menahan diri. Ia meningkatkan doanya, merutinkan shalat Dhuha, dan memperbaiki sanitasi kandang.

b. Ujian Kedua : Harga Pakan Melonjak

Belum pulih benar, harga pakan naik 40 %. Ia memilih menanam jagung dan dedaunan untuk pakan alternatif. Setiap biji jagung ia tanam dengan niat, “Bismillah, ini ikhtiar dan kesabaranku.”

c. Titik Balik

Enam bulan kemudian, ayam-ayamnya kembali sehat. Permintaan ayam kampung organik justru melonjak karena masyarakat khawatir konsumsi daging pabrik. Pak Hasan menjadi pemasok utama pasar kecamatan. Laba yang ia dapatkan melebihi modal awalnya berkali-kali lipat.

---

3. Hikmah yang Bisa Dipetik

1. Sabar = Aktif, bukan pasif. Ia terus mencari solusi, bukan menunggu keajaiban semata.

2. Shalat = Charger spiritual. Setiap kali lelah, shalat menegakkan kembali niatnya.

3. Tawakkal setelah Ikhtiar. Rasul ï·º pernah menuntun seorang sahabat agar “ikat dulu untamu, baru bertawakkal.”

4. Khusyuk melahirkan kejernihan strategi. Ketika hati tenang, ide kreatif seperti menanam pakan alternatif muncul.

5. Rezeki Allah luas. Kadang kerugian sementara hanyalah pintu menuju rezeki yang lebih besar.

---

4. Relevansi untuk Kita

Pekerja kantoran : proyek mandek? Jaga shalat, upgrade kompetensi.

Pelajar : sulit memahami pelajaran? Sabar dan terus ulangi, iringi dengan shalat.

Pengusaha : pasang-surut penjualan? Analisa pasar, berdoa, bertahan.

---

5. Penutup & Do’a

Semoga kisah Pak Hasan meneguhkan keyakinan kita bahwa sabar & shalat bukan sekadar teori, melainkan formula hidup yang Allah janji-kan pertolongan‐Nya.

“Menakjubkan urusan seorang mukmin: semua urusannya baik baginya… Jika ditimpa kesusahan ia sabar, maka itu baik baginya.” (HR. Muslim)

Mari kita menundukkan kepala :

“Allâhumma ij‘alnâ minaá¹£-ṣâbirîn, waj‘al á¹£alâtanâ nûran yaqtadi bihî qulûbunâ, warzuqnâ rizqan halâlan thayyiban, kamâ razaqta Pak Hasan.” Âmîn.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama